Rabu, 14 Desember 2016

Seminggu setelah perjalanan dari gunung andong, Saya dan teman yang berbeda memutuskan untuk trip ke Suku Baduy. Berhubung Saya belum pernah kesana jadi Saya setuju. Kami berangkat rombongan dengan 11 orang dari berbagai macam daerah, suku dan kalangan. Orang yang sudah fix ikut ada Saya, Meli, Melinda, Roni, Robin, Tanti, Putra, Didi, Mba Fika, Mas Dwi dan Surya. Jumlah yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak juga. Rencananya Kami berangkat tgl 26 November, balik tgl 27 November dan start dari Cijahe.

Sabtu, 26 November 2016 - Meeting point di stasiun tanah abang jam setengah delapan pagi. Pagi ini tidak sesuai rencana. Rombongan Meli, Melinda, Roni dan Robin datang terlambat. Mereka baru sampai di tanah abang jam 8 kurang. Untung saja kereta rangkas belum berangkat dan berangkat tepat waktu, jam 8. Tiket kereta rangkasjaya sudah ditangan masing-masing dan langsung cus ke gerbong kereta sesuai tiket. FYI, harga tiketnya 5k/org. Perjalanan dari stasiun tanah abang sampai ke stasiun rangkasbitung memakan waktu selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Gambaran keretanya sama seperti kereta-kereta ke jawa tengah dan timur, ada pelayan kereta yang berkeliling berjualan pop mie juga. Perbedaannya, penumpang kereta rangkasjaya terkadang atau lebih seringnya duduk tidak sesuai dengan tempat duduk yang ada di tiketnya. Akhirnya, Kami duduk dibangku kosong seadanya. Taraaa,,, 2 jam sudah perjalanan Kami, dan Kami pun tiba di stasiun rangkasbitung sekitar jam 10 pagi. Sebelum melanjutkan perjalanan, Kami berfoto dahulu.

Stasiun Rangkas Bitung
Lalu Kami keluar dari stasiun lewat belakang karena angkot yang akan mengantarkan Kami ke Cijahe sudah stand by disana. Kami dijemput sama kang Herman dari Baduy luar. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Cijahe, Kami makan dulu untuk ganjel perut selama 30 menit. Saya sih gak makan soalnya udah makan nasi uduk tadi dikereta. Menurut mba Fika, harga makanan disini terbilang murah daripada di Ciboleger.

Tiga puluh menit berlalu, jalanan menuju Cijahe cukup ekstrim tracknya. Jalannya sih sudah aspal dan rata namun belokannya macam jalanan puncak. Ada jalan yang rusak sedikit. Belum lagi pak supir yang bawanya ngebut. Akhirnya 2 org dari Kami pun tumbang alias mabuk perjalanan. Ditengah perjalanan Kami pun berhenti untuk tukar posisi supaya tidak mabuk perjalanan lagi. Dua jam berlalu, sekitar jam setengah satu Kami tiba di Desa Cijahe. Sudah banyak orang baduy dalam menunggu Kami. Eh bukan nunggu Kami, tapi menunggu tamunya masing-masing hehehe. Waktu sudah memasuki sholat dzuhur. Kami sholat terlebih dahulu sebelum tracking. Setelah semuanya selesai, hujan turun. Barakallah hujan turun, Kami tetap melanjutkan niat Kami untuk tracking karena kalau tidak, Kami bisa sampai TKP kelamaan. Hujan pun tak begitu deras, untungnya Kami semua sudah mempersiapkan jas hujan masing-masing. Sebelum melakukan tracking, Kami berdoa terlebih dahulu agar diberi kelancaran dan keselamatan. Setelah selesai, Kami pun mulai track. Pertama Kami akan menemukan tempat pendaftaran ke wisata baduy ini. Jalur via Cijahe menghubungkan ke dua Desa baduy dalam. Baduy dalam desa Cibeo atau desa Cikeusik. Kami memutuskan untuk ke Desa Cibeo karena Desa Cikeusik lebih tertutup dan lebih dalam. Saya lupa tarif retribusinya berapa waktu itu, karena yang mengurus teman Saya yang namanya Didi. Jalur tracking dari Cijahe ke Cibeo memakan waktu 2 jam kurang lebih. Kami start jam 2 siang kalau tidak salah.

Jalur tracking via Cijahe menuju Cibeo terbilang cukup mudah, namun dikarenakan hujan turun, tanah jadi becek dan agak licin. Kami pun sesekali terjatuh karena licin. Ini dokumentasi tracknya.

Via Cijahe

Menuju Ciboleger

Perbatasan baduy dalam dan luar

Tracking menuju Ciboleger

Tracking dari Cibeo

Jembatan Kayu

Baduy Luar

Track menuju Ciboleger

Menuju Ciboleger
Setelah 2 jam berlalu, Kami pun tiba di Desa Cibeo (Baduy dalam). Antara baduy dalam dan baduy luar dibatasi dengan jembatan kayu berukuran agak besar. Selama di Baduy dalam, Kami tidak diperbolehkan mengambil gambar. Jangankan gambar, alat-alat elektronik lainnya seperti jam tangan saja kalau bisa disembunyikan. Kami disana benar-benar kembali ke alam atau lebih tepatnya kembali ke jaman dahulu kala dimana orang belum mengenal teknologi. Tak ada lampu, mandi tidak memakai sabun dan odol serta shampo. Beruntungnya Kami tiba di Baduy dalam masih sore atau masih ada cahaya. Sehingga Kami bisa berkeliling kampung Cibeo terlebih dahulu sampai matahari terbenam.

Uniknya, setelah Kami ingin rehat sore di teras rumah, ada pedagang dari Baduy luar yang datang menawarkan dagangannya berupa aksesoris baduy, baju, slayer, kain, batik, teko, madu, peci dan lain-lain yang berbau baduy. Kami tertarik semua, terjadilah jual-beli dan tawar-menawar hingga menjelang maghrib dan makan malam. Disana Kami tidak tau kapan waktu sholat tiba. Semua tergantung cahaya matahari dan ayam yang berkokok dipagi hari. Selama di Baduy dalam, Kami tidak mempunyai dokumentasi foto satu foto pun, jadi nikmati saja cerita saya yang satu ini ya. 

Disana ada rumah pu'un, katanya sih itu rumah ketua suku yang tidak boleh Kami kunjungi selepas sore. Kami boleh berkeliling namun tidak diperbolehkan untuk mendekati rumah itu. Selama di Baduy dalam, Kami hanya bisa menikmati alam sekitar dengan mata kami masing-masing tanpa harus mengabadikannya. Agak sulit berkomunikasi dengan mereka karena mereka hanya mengerti bahasa sunda. Untungnya Saya mengerti sedikit-sedikit bahasa sunda karena sudah tinggal 20 tahun lebih di tanah sunda hehe. Penduduk kampung Cibeo pun ramah-ramah. Mereka rajin-rajin orangnya. Tiap hari ke ladang. Padi mereka tidak ditanam diperairan sawah namun hanya disebidang kebun dengan lahan kosong yang digemburkan.

Hari sudah menjelang malam, waktunya Kami makan malam. Menu makan malam Kami kali ini adalah ikan asin, sayur asem, sambal, tempe, tahu. Rasanya lumayan sedap walaupun agak-agak aneh dilidah tapi itulah seninya. Sebelum tidur, mba Fika minta dipijit sama mama sanif. Katanya sih pengen ngerasain gimana rasanya dipijit sama orang baduy. untuk tarifnya, mama sanif tidak menarifkan, seikhlasnya saja tapi kebanyakan orang memberi sekitar 35k-50k. Komentar mba Fika setelah dipijat sama mama sanif, katanya mantap. Tenaga mama sanif kuat banget. Kelihatannya pijit tidak pakai tenaga tapi setelah dirasakan, tenaganya luar biasa. Pasti karena setiap harinya pergi ke ladang. Setelah selesai semua melakukan aktivitas, Kami siap-siap untuk tidur.

Minggu, 27 November 2016 - Kukuruyukkk!!! Ternyata ayam di dalam rumah berkokok. Kalau di Jakarta, ayam berkokok jam 4 atau jam 5. Ini merupakan tanda waktu sholat subuh tapi kok alarm hape Saya tidak bunyi? penasaran salah satu dari Kami mengecek jam. Ternyata baru jam 3 pagi dan para ibu serta anak perempuannya mulai bangun untuk masak sarapan pagi. Saya sama yang lainnya masih meringkuk gak jelas antara mau ke sungai atau tidak alias menunggu si ibu yang punya rumah ke sungai juga biar ada temennya hehe. Sekitar jam 4 subuh si ibu baru ke sungai, Kami ikut untuk sekedar buang air kecil dan berwudhu. Hari masih gelap, Kami butuh senter sedangkan si ibu tidak menggunakan penerangan sama sekali namun dengan lincah menapaki kakinya ke sungai. Selesai sholat, Kami ngopi-ngopi dan ngeteh sambil makan cemilan dan ngobrol cantik sama penghuni rumah. Rumah yang Kami tumpangi pemiliknya adalah Mang Idong. Beliau tinggal dengan istrinya dan mertuanya serta 4 anaknya, yaitu Sanan, Sarim, Pulung sama teteh. Keluarga mereka baik sekali terhadap Kami. Akhirnya makanan pun siap dihidangkan. Menu sarapan pagi ini adalah otak-otak, sayur sop + mie, sosis, tempe. Lumayan juga rasanya hehe. Selesai makan, Kami bersiap-siap packing untuk pulang. Jalur pulang kali ini lewat jalur Ciboleger. Awalnya Kami akan ke jembatan akar tapi berhubung cuaca, situasi dan kondisi tidak memungkinkan, akhirnya Kami tidak jadi ke jembatan akar. Kami pulang lewat jalur Ciboleger yang akan memakan waktu lebih lama dari jalur Cijahe, yaitu sekitar 4 jam. Kami mulai tracking dari baduy dalam desa Cibeo jam setengah delapan pagi. Kami melewati perbatasan antara baduy dalam dan luar. Kami singgah dahulu di saung Mang Idong sambil foto dan makan buah nanas merah. Kami juga melewati beberapa desa baduy luar yang mana terdapat pengrajin tenun dan pemain angklung. Setibanya Kami di perbatasan baduy luar dan dalam, Kami diperbolehkan mengaktifkan handphone dan alat-alat elektronik lainnya serta boleh mengambil gambar.

Suasana baduy luar

Tim Kami

Saung Mang Idong

Penenun di Baduy Luar
Cukup lama Kami berjalan menapaki baduy luar hingga desa Ciboleger. Kira-kira memakan waktu 2 jam dari perbatasan baduy dalam dan luar. Singkat cerita, Kami tiba di ciboleger sekitar jam setengah satu siang. Kami diberi waktu sekitar 40 menit untuk ishoma sebelum berangkat ke stasiun rangkasbitung.

Di Desa Ciboleger 

Di Desa Ciboleger

Di Desa Ciboleger

Perjalanan dari Ciboleger ke stasiun rangkas, memakan waktu cukup lama sekitar 2 jam setengah sedangkan jam keberangkatan kereta ke tanah abang tinggal 2 jam lagi. Akhirnya, pak supir ngebut sedangkan Kami hanya bisa berdo'a semoga tidak ketinggalan kereta. Singkat cerita, Kami tiba di stasiun rangkas mepet sekali waktunya. Akhirnya Kami bagi tugas, ada yang menurunkan barang-barang dan ada yang membeli tiket kereta. Selesai semua, Kami langsung naik kereta dan kemudian kereta pun jalan membunyikan pluitnya dan mengepulkan asapnya. Alhamdulillah Kami sudah di kereta semua dalam perjalanan pulang. Kereta api rangkas jaya terakhir jam 3 sore, sampai di tanah abang kurang lebih jam 5 sore. Singkat cerita, Kami pun tiba di stasiun tanah abang dan pulang ke rumah masing-masing ....

Tunggu petualangan ku selnajutnya...

Jumat, 25 November 2016

Jum'at, 18 November 2016 - Meeting point di stasiun pasar senen jam 10 malam. Bagian ini tidak terlalu penting jadi tidak perlu diceritakan secara detail. Kami berangkat dari Jakarta bertujuh, ada gue, pipin, icha, tri, mutia, asan sama iam. FYI, jangan bawa gas gan kalau gak mau diambil. Kalau gak mau diambil, bohong aja sedikit kalau kita gak bawa gas hahaha tapi penjaga sebelum pemeriksaan tiket agak reseh sih. Jadi Kami kasih gas seadanya, sisanya masih ditempat tersembunyi hehehe.

Sudah masuk peron
Suasana di Kereta

Ini momen Kami saat kumpul di stasiun pasar senen menunggu kereta api tawang jaya yang delay.

Sabtu, 19 November 2016 - Jam 6 pagi Kami tiba di stasiun Semarang poncol ngaret dikit. Inilah perjalanan Kami dimulai. Keluar stasiun, tak sedikit para calo menawarkan jasanya untuk mengantarkan Kami ke basecamp gunung-gunung seperti ungaran, merbabu, merapi, sindoro, sumbing dan lainnya atau hanya sekedar menawarkan mobilnya untuk dipakai explore sekitar Semarang namun sayangnya Kami tidak berniat untuk memakai jasa mereka. Kami lebih memilih untuk jalan sendiri tanpa guide. Kami akan melewati rute stasiun - terminal terboyo - magelang - pasar ngablak - dusun sawit - basecamp. Sebelumnya, Kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu disekitar stasiun tapi sejauh mata memandang, tempat makannya tidak ada yang menggugah selera. Akhirnya Kami memutuskan untuk makan di terminal terboyo saja. Ketika hendak memberhentikan angkot menuju terminal terboyo, ada 1 angkot yang menawarkan diri untuk mengantarkan Kami ke terminal dengan tarif 5k/org. Tanpa berpikir panjang, Kami pun setuju dengan penawaran tersebut. Kami agak lama untuk masuk ke dalam angkot karena Kami bawa keril 4 kapasitas 40-80 L karena terlalu lama, angkot pun kena uang pungli 4k. Supir angkot pun marah-marah, supirnya minta tarifnya jadi 40k. Oke lah kalau begitu. Feeling Kami sampai sini udah gaenak nih. Gue selama diperjalanan menuju terminal, sambil buka GPS. Pas udah mau deket ke terminal, angkotnya belok kanan. Loh? kok belok? ah mungkin lewat jalan pintas pikir gue. Eh ternyata, Kami langsung diturunin di pinggir tol langsung disuruh naik bis menuju Magelang. Amsyonggggggg.... Kami berdebat disitu sama pak supir. Bukannya Kami tidak tahu berterima kasih, tapi rencana awal Kami adalah Kami ingin makan dan mandi terlebih dahulu di terboyo. Hmm.. apa boleh buat, galakan pak supir dari pada Kami. Akhirnya Kami pun mengalah dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Magelang. Semarang-Magelang membutuhkan perjalanan sekitar 2,5 jam dengan tarif 20k/org. Perut keroncongan dan badan sudah lengket belum mandi hihihihi bener-bener kepayahan Kami saat itu. Untungnya kenek bis sama penumpangnya baik-baik hihihihi dan akhirnya selama perjalanan Semarang-Magelang Kami pun tertidur hahaha karena kelelahan.

Taraaaaa,,,, akhirnya Kami tiba di terminal tidar Magelang. 1 tempat yang langsung Kami tuju,, tempat makan. Kami kelaparan sangat hahaha Disini terminalnya cukup sepi tapi banyak juga bis-bis gede lintas kotanya. Kami makan soto ayam 7k + teh hangat 3k + gorengan 1k. Selesai makan, gak terasa sudah adzan dzuhur. Kami langsung bergegas sholat dan mandi. Alhamdulillah kamar mandinya bersih, berbeda dengan kamar mandi terminal kp.rambutan haha. Selesai makan, mandi, sholat, Kami re-packing supaya bawaan Kami lebih simpel. Setelah selesai semua, sekitar jam setengah 2 siang, Kami cus ke pasar ngablak menggunakan bis 3/4 jurusan kopeng/salatiga dengan tarif 10k/org. FYI, bis 3/4 ini jarang ada karena sedikit selain itu terakhir jam 3-4 sore.

Stasiun Tidar Magelang

Re-packing di Mushola Terminal Tidar Magelang

Menunggu Bis 3/4 menuju kopeng

Bisnya nih

Kami tiba di gapura pasar ngablak sekitar jam 3 sore. Dari gapura pasar ngablak ke basecamp dusun sawit, masih harus jalan lagi. Bisa ditempuh dengan ojek tarif 10k tapi Kami lebih memilih untuk jalan kaki rame-rame. Akhirnya Kami pun jalan kaki tapi sedikit mengharapkan tumpangan dari mobil pick up yang lewat hehehe jrenggg,, ada bapak-bapak baik yang memberhentikan pick up kuning buat ditumpangin sama kita sampai di SDN 2 Girirejo. Alhamdulillah....

Tiba di Gapura Pasar Ngablak
Numpang Pick-up ke Dusun Sawit

Jalan lagi ke Basecamp
Kami harus berjalan kaki lagi menuju basecamp yang tidak terlalu jauh. Kami tiba di basecamp sekitar jam setengah 4 sore. Tiba di basecamp, sudah ada temen gue yang setia menunggu Kami untuk nanjak bareng. Sampai di basecamp Kami lapar lagi haha Kami makan dulu sebelum nanjak. Harga makanannya pun cukup terjangkau. FYI, disini juga jual gas loh. Sekitar jam 5 sore, Kami selesai makan namun hujan turun. Akhirnya Kami putuskan untuk menunggu hujan reda baru akan melanjutkan perjalanan.

Istirahat di Basecamp
Sekitar jam setengah 6 sore, hujan reda dan Kami pun bersiap untuk nanjak dengan berdo'a terlebih dahulu. Dingin, mendung, becek, licin, itulah gambaran perjalanan Kami but seru banget guys. Sampai sejauh ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, gue kasih fotonya aja yaa...

Awal Mula Perjalanan Kami
Melewati Tembok Raksasa RRC
Tracking Awal
Tampak Merbabu di Seberang Sana
Tiba di Pos 1
Batas Vegetasi
Tiba di puncak jiwa sekitar jam tujuh malam ba'da adzan isya. Alhamdulillah akhirnya kita sampai juga. Sumringah sekali wajah Kami. Walau dingin mencekam, capek yang kami rasakan pun seakan hilang. Sampai dipuncak, Gue langsung setel kompas buat posisi tenda menghadap ke timur atau matahari terbit hehehe. Arah timur ternyata view nya Gunung Merbabu guys, wew mantap euy. Walaupun habis hujan, gemerlap bintang dilangit tetap menghiasi angkasa guys. Sayang Kami gak bawa kamera yang canggih guys, jadi hanya bisa Kami nikmati saja. Setelah mendapatkan posisi yang pas, Kami langsung bagi-bagi tugas. Sebagian ada yang mendirikan tenda dan memasak makan malam. Aaaahhh... indah sekali masa-masa ini. Rasanya lupa sama yang namanya kerjaan hahaha. FYI, dipuncak Andong ada kafe guys, harganya pun terjangkau, bisa buat tidur juga tapi jangan dijadikan tujuan utama buat tidur di kafe itu ya guys hehehe. Ditengah dinginnya malam, Kami tetap pada kebiasaan Kami, yaitu main uno dan sesi curhat hahaha skip lah ya,, langsung liat foto-foto aja guys.

Minggu, 20 November 2016 - Hunting Sunrise !!!
Gileee guys, rame banget dipuncak andong hahaha udah kayak pasar pagi atau lebih tepatnya pasar kaget guys hahaha. Jam menunjukan pukul setengah lima pagi dan orang-orang udah berjejer menunggu datangnya sang mentari sedangkan gue sama temen tenda gue? masih ngulet didalem tenda dan mau sholat subuh aja mager bgt. Bukan mager karena males tapi dinginnya minta ampun guys huuuuu padahal masih diketinggian 2000mdpl. Akhirnya Kami sholat subuh tayamum berhubung persediaan air pun sudah menipis. Btw, sunrisenya bagus bgt guys. Gunung Merbabu, merapi, sumbing, sindoro, lawu terlihat jelas dan gagah guys. I Like this moment :) check it my photo guys :)





Selesai hunting sunrise, Kami masak buat sarapan. Menunya ini nih guys, check it out >>



Beres makan, Kami langsung packing buat siap-siap turun. Turunnya kita nyantai bgt gan. Istirahatnya lumayan lama di pos 2 setelah mata air. Kami turun dari jam 10 sampai dibawah jam setengah 12an. Ini foto-foto Kami waktu turun >>>

Background Gunung Merbabu

Perjalanan Turun
Puncak adalah Bonus
Perjalanan hari ini gak cukup sampai disini. Setelah selesai lapor ke bagian simaksi, Kami melanjutkan perjalanan pulang ke Semarang. Seperti berangkat, dari pertigaan, Kami mencari tumpangan sampai Gapura Pasar Ngablak. Akhirnya Kami berhasil menumpang truk padi kayaknya, soalnya banyak gabahnya gitu. Sampai di pasar ngablak, Kami ngebakso sebentar hihihi.

Numpang Truk Padi

Makan Bakso Murah
Selesai ngebakso, Kami melanjutkan perjalanan Kami menuju Semarang, yaitu simpang lima hendak membeli oleh-oleh. Kalau kata temen gue, ke semarangnya via salatiga aja biar lebih cepat. Waktu itu jam menunjukan pukul 4 sore, yang katanya bis 3/4 menuju salatiga sudah tidak ada. Akhirnya Kami ikut mobil omprengan (kalau di Jakarta), tarifnya pun sama dengan bis 3/4 itu, yaitu 7k. Anehnya, ini mobil udah penuh tapi masih dimasukin penumpang, entahlah. Lalu Kami turun di lampu merah arah semarang - solo. Kami melanjutkan perjalanan menuju Semarang menggunakan bis dengan tarif 15k. Kami turun di jatingaleh kemudian lanjut angkot menuju simpang lima dengan tarif 5k.


Naik Omprengan

Selfie Depan Simpang Lima
Setelah sampai di Simpang lima, Kami melanjutkan perjalanan membeli oleh-oleh di jl. Pandanaran apa Pandadaran gitu, gue agak lupa. Kami jalan kaki kesana. Lokasinya tidak jauh dari tugu dan lawang sewu. Menurut gue, tempat beli oleh-olehnya cukup mahal sih tapi apik keliatannya, lumayan enak juga rasanya. Gue beli bakpia vacum 38k/pcs isinya 15 biji campur + banana cake 17,5k + wingko 35k/10biji rasa kelapa. Selesai beli oleh-oleh, Kami memutuskan untuk makan malem didekat stasiun tawang saja biar sekalian. Berhubung uang sharecost masih banyak, Kami makan enak malam itu. Eh salah deh, makan banyak maksudnya haha. Menunya nasgor 10k + sate ayam 13k/porsi. Kami pesan nasgor 7 + sate 35 tusuk, lumayan kenyang hehehe.

Kami membunuh waktu sampai keberangkatan kereta ke Jakarta dengan sesi curhat, apalagi kalau bukan tentang cinta, karir dan seputar rencana backpack selanjutnya. Tak terasa, jam sudah menunjukan pukul 1 pagi, Kami pun langsung siap-siap untuk check in. Sampai di dalam kereta pun Kami masih rusuh ketawa-tawa. Sudah malem bukannya tidur malah rumpi hehe skip. Akhirnya Kami sampai dengan selamat di stasiun tercinta pasar senen.

Alhamdulillah selamat sampai rumah ....

Bonus Sunrise

Senin, 08 Agustus 2016

Jum'at, 29 Juli 2016 - Saya bersama teman saya akan menginap di dermaga kaliadem. Kita langsung berangkat sepulang ngantor sekitar jam 10an lewat naik uber car. Sebenernya ada pengalaman gak enak pas naek uber car ini, tapi jangan diceritain dulu deh soalnya Saya masih menunggu konfirmasi dari pihak ubernya. Singkat cerita, sampailah Kami di dermaga kaliadem. Kami tidur di kapal satriya padahal harusnya di kapal harapan express. Saat sudah subuh, Kami di cariin sama yang punya kapal harapan expressnya, untung langsung ketemu dan ternyata kapalnya disebelah kapal yang Kami tidurin haaahha... *saran : buat yang rumahnya jauh, ada baiknya kalian nginep aja di dermaga kaliadem, insyaAllah aman terkendali hehe Saya sudah dua kali nginap disana soalnya hehe, enak pagi-paginya gausah repot dan kena macet hehe

Sabtu, 30 Juli 2016 - Ane sama temen ane yang semalem, nunggu temen-temen yang lain dulu gan tapi nunggunya di kapal ahaha rata-rata pada ngaret gan soalnya macet jalanan di pasar ikan muara angke nya hmm tuh kan... Akhirnya Kita berangkat sekitar 20org gan kalo gak salah. Jam 8 kurang kapal Kami sudah berlayar dari dermaga. Weekend jadi lumayan ramai kapalnya. Penumpangnya sampai ke luar-luar kapal. Tujuan Kami ke pulau papatheo namun harus transit dulu di pulau harapan. Perjalanan dari kaliadem ke harapan memakan waktu sekitar 3 jam. Sepanjang perjalanan ke pulau harapan, banyak penumpang yang tumbang alias mabok laut gan. Untung ane gak liat orang-orang yang mabok laut gan, jadinya gak ikutan mabok padahal kondisi lagi gak fit. Alhamdulillah banget nih.

Perjalanan Menuju Pulau Harapan

Sampailah Kita di pulau harapan sekitar jam 11an. Kita langsung cus pake kapal nelayan ke pulau kelapa dua dulu buat ishoma di rumah yang punya kapal nelayan itu. Kita dikasih makan sayur asem, ikan goreng sama sambel khas orang pulau seribu hehehe Nah sampe sini ane baru mabok gan hahaha makan siang jadi gak nafsu padahal laper banget waktu itu huhuuhu Abis makan, Kita sholat dzuhur trus siap-siap buat snorkling yipiiiii Kita melanjutkan perjalanan mencari spot snorkling yang bagus gan. Akhirnya Kita snorkling di pulau genteng kecil gan. Lumayan bagus gan spotnya, ombaknya juga gak terlalu besar.

Snorkling di Pulau Genteng Kecil I

Snorkling di Pulau Genteng Kecil II

Selesai snorkling spot 1, Kita ke spot 2 gan. Spot 2 ini gak terlalu bagus gan, selain itu ombaknya juga udah agak besar, Kita baru nyebur aja udah kebawa ombak gan, ini terlalu berbahaya. Akhirnya Kita memutuskan untuk langsung aja ke pulau papatheonya karena hari juga sudah mulai sore.

Sampailah Kita di pulau papatheo, Kita langsung cari spot buat diriin tenda. Oiya, pulau papatheo ini pulau pribadi yang awal mulanya akan dijadikan resort namun gak jadi dikarenakan beberapa hal, salah satunya adalah perebutan lahan. Pas Kita disana, patung ala resort, cottage ala resort ada sebagian yang sudah dibangun namun tidak dilanjutnkan pembangunannya. Disana tidak ada penghuninya. Hanya ada beberapa nelayang yang memiliki warung disana itupun hanya pada saat weekend saja, kalau untuk weekday, hmm kurang tau deh hehehe untuk kamar mandi dan air tawar, disana tersedia air tawar di dalam sumur yang diambil oleh timbaan. untuk kamar mandinya, ada sih tapi yakin mau mandi di kamar mandinya?? ane sih penasaran, ane coba aja kamar mandinya sama temen ane berdua. ternyata kamar mandinya ga ada pintu, jendela sama lampunya gan alias bisa diintip selain itu juga horor gan, sangat tidak disarankan jika mau mandi dikamar mandi ini kalau udah gelap gan soalnya bakal horor banget. Oiya, di pulau itu ada anjing gan, hmm mungkin buat jaga pulau itu kali ya. Yaa hati-hati aja gan kalo ngecamp disana jangan sampe tendanya diacak-acak anjing hehehe

Tiba di Pulau Papatheo

Makan malan hasil barbeque depan tenda

Kita disana pas malem ceritanya barbequean gan. bakar ikan sendiri tapi ane gak ikutan gan, gak suka sama asepnya hehe ane mah makannya aja deh hahaha abis barbequean kita main games gan, tapi ane mah tidur gan soalnya ngantuk banget berhubung semalem tidurnya tidur ayam gan hahaha

Minggu, 31 Juli 2016 - Yahhh udah hari terakhir nih gan, besok udah senin aja. Bangun pagi-pagi sholat subuh, ngemil bentar, langsung cus hunting sunrise gan alias cari kehangatan soalnya ane kedinginan gan dari semalem uhuhuuhu cuss Kita langsung ke ujung pulau gan. Kita berpose dan hunting foto dibawah matahari pagi.

Sunrise di Pulau Papatheo I

Sunrise di Pulau Papatheo II

Selesai hunting foto, kita sarapan spageti gun. hadeuhhh gaya banget ya gan sarapannya haha abis sarapan, kita langsung packing buat persiapan jelajah pulau.

Cuss kita ke pulau bulat ahaha lucu ya nama pulaunya, padahal gak bulat bulat banget loh gan hehe

Pulau Bulat I

Pulau Bulat II

selesai dari pulau bulat, kita langsung pulau ke pulau harapan, abis itu langsung cus ke kaliadem.

Bye Bye Pulau Seribu....
See you soon....
Thanks to Adventure People ^_^
cc : Bang Aje, Bang Jo, Didi, Alfindah, Mba Achie, Mba Wuri, Mba Yul, Mba Ifa, Bunda Vika dan suami, Ifi, Azka, Yayan, Bang Ridwan, Bang Rio, Ajeng, Mba Ria, Mba Winda, Mba Yudha, Mba Aya.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!